Puluhan Ribu Pasien Corona Alami Kerusakan Paru Permanen Setelah Sembuh

Puluhan ribu pasien penyintas COVID-19 mengalami kerusakan paru-paru permanen setelah terinfeksi virus Corona. Para dokter mengklaim, pasien tersebut mengalami jaringan parut (fibrosis) pada paru-paru yang disertai gejala ringan lainnya, seperti batuk dan kelelahan.
Para ahli mengklaim beberapa dari pasien itu mengalami fibrosis paru-paru. Bahkan pasien yang mengalami kondisi ini dan meninggal mencapai 42.000 orang.Anggota komite eksekutif dari British Society of Thoracic Imaging dan penasihat untuk Royal College of Radiologists, Dr Sam Hare, mengatakan kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Pasien COVID-19 yang sembuh pun harus kembali melakukan pemeriksaan untuk mengecek keadaan paru-paru mereka.”Dalam pemindaian selama enam minggu, sejauh ini saya melihat sekitar 20-30 persen pasien yang dirawat di rumah sakit menunjukkan kerusakan paru-paru permanen,” jelasnya yang dikutip dari The Sun, Rabu (24/6/2020).Kondisi ini diperkirakan dipicu oleh respons imun yang berlebihan. Akibatnya mengakibatkan banyak lendir dan cairan yang mengisi kantung udara di paru-paru. Hal ini membuat pasien susah bernapas dan harus dibantu alat, seperti ventilator.Sebelumnya, studi di China telah menunjukkan bahwa pasien COVID-19 mengalami kerusakan paru-paru permanen setelah keluar dari rumah sakit. Hal ini pun terjadi pada pasien SARS dan MERS yang 60 persen pasien sembuhnya mengalami fibrosis paru.”Kekhawatiran saya sebenarnya adalah tidak pernah menyangka sebelumnya dalam hidup kita, begitu banyak orang yang mengalami cedera paru-paru yang sama di saat yang bersamaan,” kata Prof Gisli Jenkins, dari National Institute for Health Research.

Share this on

Tentang Pengarang

KOMENTAR

10 − seven =